Screenshot_20220831_152314
[Sassy_Social_Share]

OKSon, Luwu Timur – Kinerja di Sektor Pertanian dalam arti luas perlu ditingkatkan. Data produksi pertanian menunjukkan penurunan.

Faktor iklim, kelangkaan pupuk dan pola tanam yang tidak seragam disebutkan menjadi penyebab penurunan produksi. Fakta ini tersaji saat sejumlah media bersama Kominfo berkunjung ke Dinas Pertanian untuk mengetahui capaian KP1 di Dinas Pertanian. Rabu (31/08/2022) .

Untuk data Pertanian, pada 2018, produksi gabah sebanyak 338,836,59 ton.
2019. 327,848,46 ton.
2020. 337,293,74 ton.
2021, produksinya, 335,547,31 ton.

Pada 2018 rata -rata produksi pertanian perhektar sawah menghasilkan 7,44 ton per hektar.

2019 . 7 ton perhektar, 2020 .7,10 ton perhektar, 2021 . 6,85 ton perhektar.

Sekretaris Dinas Pertanian Luwu Timur, Zainab, menerangkan penurunan produktivitas Pertanian ini disebabkan iklim yang tidak menentu, pola tanam yang tidak seragam, kelangkaan pupuk, terakhir harga gabah yang sempat anjlok serta masih banyak petani yang menggunakan bibit yang tidak bersertifikasi.

Upaya yang dilakukan untuk mendongkrak produktivitas Pertanian Luwu Timur, Dinas Pertanian sudah mengarahkan masyarakat untuk serentak dalam melakukan penanaman di musim tanam, membimbing warga dalam membuat pupuk organik, untuk mengganti pupuk bersubsidi, mengarahkan warga untuk senantiasa melakukan penanaman bibit bersertifikasi.

” Bibit bersertifikasi ini yang agak sulit karena memang tidak tersentuh dalam anggaran.Kedepan nanti kami akan berupaya untuk menganggarkan bibit bersertifikasi ini ” Ujarnya.

Soal kualitas produksi, padi dari Luwu Timur sangat baik dan bisa bersaing. Hanya saja sejauh ini belum ada investor besar yang berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Luwu Timur. Untuk itu diharapkan BUMD bisa menjadi pelopor bergerak di sektor pertanian.

Luas lahan persawahan Kabupaten Luwu Timur mencapai 25.000 Hektar.

Sektor perkebunan dalam hal ini Lada, terjadi penurunan produksi sejak 2018, namun trendnya mulai meningkat pada 2021.

Pada 2018, Produksi Lada Luwu Timur sebanyak 4.174,36 ton.
2019 , produksi 3.487,51 ton
2020 , 2.751,64 ton, dan pada tahun 2021 grafik mulai meningkat menjadi 4,013,56 ton.

Penyebab menurunnya produksi ini dikarenakan harga Lada terpuruk turun sampai Kelevel 40.000 perkilo. Sehingga banyak perkebunan Lada terlantar karena harga tidak sesuai dengan biaya operasional.

” Saat ini harga mulai naik sudah capai 70.000 perkilo.Sehingga petani kembali bergairah, efeknya pada 2021 ini produksi Lada Luwu Timur mulai meningkat . ” Ungkap. Muchtar Kabid Perkebunan.

Untuk meningkatkan kualitas Lada Luwu Timur, Dinas Pertanian Lutim, sudah menyosialisasikan penanganan Lada pasca panen, dalam hal ini metode perendaman Lada.

Masih banyak petani kita merendam ladanya di kolam tanah, yang airnya tidak mengalir, ini mempengaruhi aroma Lada dan berpengaruh pula pada kualitasnya.

” Untuk hal ini kami akan memprogramkan pembuatan kolam perendaman lada yang airnya mengalir. ” Kata Muchtar.

Untuk diketahui, meski Lada Luwu Timur ini sudah merambah pasaran internasional, namun tidak ada catatan berapa banyak eksport Lada Lutim ke Luar Negeri. Karena selama ini Lada Lutim dijual ke penadah yang ada di Makassar, Surabaya dan Lampung.

Merekalah yang mengeksport Lada Lutim ke Luar Negeri. Dan dalam penjualan ke Luar Negeri tersebut tidak lagi disebut Lada Luwu Timur. Karena Lada Lutim sudah bercampur dengan Lada dari daerah lain.

” Jadi tidak ada Brand Lada Luwu Timur, karena memang tidak ada pengusaha yang mengekspor ke Luar Negeri menggunakan brand Lada Luwu Timur. Inilah yang kita harap kedepan sudah ada pengusaha yang mau menggunakan brand Lada Luwu Timur. ” Tutup Muchtar. ( OKSon/***)

 

Pilihan Redaksi

Berita Terbaru

Baca Juga