OKSon, Luwu Timur – Menindaklanjuti penajaman prioritas pembangunan daerah dalam penyusunan prioritas RKPD Kabupaten Luwu Timur. PT. Vale menggelar Fokus Grup Discussion (FGD) Vale bersama sejumlah OPD terkait di Aula PPID Media Center Diskominfo Lutim, Kamis (02/02/2023).
Pada FGD ini, PT. Vale mewacanakan suatu model program terintegrasi dan kolaboratif di bidang ekonomi kreatif termasuk pertanian tanggap perubahan iklim di sekitar 4 wilayah pemberdayaan perusahaan nikel tersebut.
Selain itu, FGD ini juga bertujuan dalam konteks rencana memantapkan sinergi antara program Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dengan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT. Vale.
Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Thahir, yang mewakili Bupati Luwu Timur membuka kegiatan FGD ini memberikan masukan sektor unggulan mana saja yang bisa diangkat sebagai skala prioritas yang penting dan mendesak untuk pembangunan Luwu Timur.
“Dalam kolaborasi antara Pemkab Lutim dan PT. Vale kita harus mengingat bahwa jangan ada kegiatan yang mangkrak agar pembangunan Luwu Timur ini lebih mengena kepada pembangunan yang lebih bemanfaat lagi untuk masyarakat Luwu Timur,” katanya.
“Maka dari itu, adanya kolaborasi antar Pemkab Lutim dan PT. Vale, diharapkan dapat melahirkan ide-ide cemerlang, inovasi cemerlang dan jangan lupa perlu adanya improvisasi tanpa melanggar aturan,” tambah Rapiuddin Thahir.
Sementara Ardian Indra Putra perwakilan PT. Vale memaparkan materi dalam FGD ini tentang Program ZONASI, dimana ada 3 level Zonasi yang akan diterapkan untuk program inovasi unggulan Luwu Timur.
Yang Pertama, diharapkan adanya kesamaan pemahaman dalam mewujudkan Luwu Timur yang ber Zonasi (zona inspirasi inovasi sosial) berfokus pada sektor unggulan nantinya.
Kedua, di Zonasi nantinya akan membahas tentang percepatan fokus prioritas pembangunan Luwu Timur, diharapkan kepada OPD terkait menyampaikan ide atau rencana yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Ketiga, diharapkan adanya kolaborasi antara pemkab Lutim dan PT. Vale dalam hal mengawal bersama agar lebih konkrit lagi memantau bagaimana perkembangan zonasi ini bisa lebih terukur dan valid.
“Walaupun adanya keterbatasan waktu, SDM dan anggaran ini kita sama-sama bisa mempunyai target yang tepat kedepannya,“ tandas Ardian Indra. (OKSon- rez / ikp)