OKSON, LUWU TIMUR, – Ternyata HM. Siddiq BM ini bukan politisi kacangan. Keberadaanya di gedung rakyat Luwu Timur itu sangat menginspirasi anggota dewan yang lainnya.
Ketika ia akan mengakhiri masa jabatannya, banyak anggota dewan yang bersedih, mereka membuat penilaian khusus sesuai pengalaman mereka masing – masing terhadap Siddiq.
Mahading Politisi PDIP dengan tulus mengatakan, sebagai bentuk penghormatannya kepada Siddiq yang juga seniornya ia memanggilnya dengan sebutan Deng Aji.
Dimata Mahading, Siddiq telah menjalankan Fungsi dan tugasnya dengan penuh dedikasi dan integritas. Sebagai politisi beliau telah mampu mengajarkan kepada kami, cara memisahkan hitam itu hitam dan putih itu putih.
Seingatnya, beliau Siddiq tidak pernah berada di garis abu-abu yang samar. Posisinya selalu jelas. Tentu dengan menanggung segala resiko yang mengikutinya atas sikap Politik. Beliau bilang Politik adalah pemihakan. Sedikit lagi beliau menggunakan diksi yang sama dengan Ernesto Che Guevara “ kalo kalian geram dengan penindasan maka kita sama di garis perjuangan”
Dalam menjalankan tugasnya sangat memahami dengan jelas, baik dari sisi normatif juga lebih dari itu sisi empati sebagai salah seorang pimpinan DPRD. Pemahaman regulatif beliau sangat mumpuni, tentu bukan sekedar normatif juga mampu menginplemntasikanya dengan tercermi dari berbagai keputusan DPRD.
Disisi lain “empati” juga menjadi pertimbangan utama. Memposisikan keputusan lembaga dengan keberpihakan pada rakyat juga sangat tergambar dari setiap diskusi yang beliau Pimpin. ” Sadar atau Tidak, Sengaja atau Tidak, Keputusan DPRD selalu terpengaruh dengan Corak Pikir beliau. ” Ujar Mahading.
Ia melihat cara beliau mengendalikan sangat taktis dan Simple serta penggunaan diksi yang sederhana mampu di serap dengan baik oleh pendengarnya. Sehingga beliau mampu men Drive diskus yang terjadi.
Sekarang Beliau diusulkan untuk diberhentikan menjadi Wakil Ketua, tentu dalam politik bukanlah peristiwa luar biasa, dinamika memang selalu demikian. Bagi politisi tentu memahami hal itu. Apalagi selevel Deng Aji. Beliau sudah makan Garam demikian banyaknya di Dunia Politik. Bukan kah politisi bisa mati berkali-kali.
Yang mengaggumkan dari Deng Aji, beliau menerima dengan lapang hati. Bahkan di paripurna tadi, beliau nengucapkan syukur atas peristiwa ini. Bagi dia pelepasan tugas sekaligus melepaskan segala tanggung jawab yang melekat pada kedudukanya. Dengan lapang beliau mengucapkan selamat bertugas kepada suksesornya.
“Kepada Adindaku Jihadin Peruge, Selamat menjalankan Amanah ini, Berjuanglah untuk Kepentingan Daerah” Ucapnya Siddiq waktu itu.
Lanjut Mahading Bagi Kami para yunior, ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada deng Aji. Beliau telah mengajarkan kepada kami tentang manunggalnya sikap, pemikiran dan Ucapan.
Banyak hal yang Deng Aji ajarkan. Tentu kami tidak bisa membalasnya. Semoga peristiwa hari ini adalah pelajaran bagi Kami. Selamat Kepada Sdr Jihadin Peruge, Bekerjala untuk daerah kita ini.
Selanjutnya dari Wahidin Wahid. Politisi Partai Golkar Lutim ini juga menganggap Siddiq tidak hanya baik tapi menjadi guru politiknya di DPRD.
” Ini adalah periode keduanya saya bersama Pak Siddiq di DPRD Luwu Timur. Pandangan politik H.Siddiq sangat jauh melampaui kami semuanya. Nasihat dan gaya politiknya menggiring kami untuk belajar banyak dari dia. Dalam situasi gentingpun H. Siddiq itu bisa berpikir taktis. Biasa dalam rapat yang alot, beliau bisa membuat pandangan yang bisa diterima semua orang. ” Ungkap Wahidin.
Ketika ia akan mengakhiri jabatannya, lagi – lagi dia Siddiq sama sekali tidak terlihat ada raut kecewa, sedih dan muram. Justeru dia sangat enjoi, dia bisa tersenyum dan bercanda, menandakan itu bukan sebuah beban politik yang berat buat dia. Lagi – lagi dia mengajarkan kita semua bagaimana itu berjiwa besar.
Akhir kata selamat buat Jihadin Purage, sejatinya yang anda emban saat ini adalah amanah rakyat.Tanggung jawab semakin besar, dan semuanya bisa kita lewati bersama untuk Luwu Timur yang gemilang. ( son/***)