OKSON, LUWU TIMUR,- Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I), Aini Endis Anrika membuka Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahap II Tahun 2024 di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lutim, Senin (18/11/2024).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Luwu Timur ini dalam rangka memberikan masukan konkrit, meningkatkan koordinasi lintas sektor serta menyusun rencana aksi.
Pada kesempatan tersebut, Aini Endis Anrika menyampaikan bahwa, stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan rendah. Hal ini terjadi akibat kurangnya gizi yang cukup lama.
“Kehadiran kita disini adalah bentuk nyata dan komitmen kita bersama untuk mengatasi salah satu prioritas nasional yaitu masalah stunting,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesra.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, stunting tidak sekedar mengacu pada kondisi anak yang mengalami kekurangan gizi tetapi lebih dari itu, stunting membawa dampak pada perkembangan kognitif dan psikososial anak.
“Jika tidak segera diatasi, masalah ini akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sehingga berdampak pada kesejahteraan dan kemajuan daerah secara keseluruhan,” ungkap Aini Endis Anrika.
Sebagai Plt. Kepala Dinas P2KB, Aini Endis Anrika mengatakan bahwa, upaya dalam mengatasi stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
“Olehnya itu, melalui kegiatan ini kita bersama-sama berkomitmen untuk menelaah lebih dalam terkait hasil-hasil audit yang telah dilaksanakan. Dari hasil inilah kita dapat memahami kondisi nyata yang dihadapi masyarakat di Kabupaten Luwu Timur diiringin dengan evaluasi berkesinambungan untuk memastikan efektivitas dari setiap langkah yang kita ambil,” harapnya.
Dalam laporannya, Kepala Bidang KB, Suliati menyampaikan pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud kedalam rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan yaitu prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
“Audit kasus stunting ini juga sudah dilaksanakan di Rumah Sakit I Lagaligo oleh tim pakar stunting yakni spesialis gizi dan anak dengan jumlah sasaran sebanyak 94 orang anak,” jelas Suliati.
“Olehnya itu, kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan salah satu langkah upaya bagaimana kita dalam menurunkan stunting di Kabupaten Luwu Timur,” tutupnya.
Hadir para Kepala OPD, para Kepala Puskesmas, Direktur Rumah Sakit I Lagaligo Wotu dan Primaya Sorowako, Manajement PT. Vale, perwakilan Baznas Lutim, Narasumber dari Spesialis Gizi Klinik dan Anak, para Camat, para Kepala Puskesmas, para Tenaga Nutrisionis, para Kepala Desa, para Koordinator PLKB/PKB dan Satgas Stunting Lutim. (dew/ikp-humas/kominfo-sp)