OKSON, LUWU TIMUR, – Sinopsis Hari Jadi Luwu Ke -756 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke -78 adalah narasi sejarah kelam yang dilalui Rakyat Luwu dalam menentang Penjajahan Belanda.
Sinopsis ini kerap dibacakan setiap 23 Januari saat peringatan HJL dan HPRL diperingati. Dan tahun ini Sinopsis ini dibacakan Ketua DPRD Luwu Timur, Aripin.
Dalam sinopsis itu disebutkan, pemicu perlawanan semesta rakyat Luwu terhadap Penjajahan Belanda ketika Belanda masuk kemesjid Jami Bua dan merobek Al- Qur’an. Tak hanya itu belanda juga menggeledah rumah Madika Bua. Kejadian ini berlangsung 23 Januari 1946 silam.
Sikap tentara Belanda ini diaggap sudah menghina harga diri Rakyat Luwu. Sehingga dalam sekejap terkonsulidasi gerakan perlawanan mulai dari Luwu hingga ke Kolaka menyerbu belanda yang berada di Balandai.
” Pesan moral yang ingin disampaikan dari generasi ke generasi bahwa Rakyat Luwu itu sangat anti penjajahan, dan siap bertempur habis – habisan melawan penjajah. Perang ini membuktikan bahwa Luwu punya harkat dan martabat. ” Kata Aripin.
Aripin sangat baik membacakan sinopsis tersebut, sehingga semua narasi yang disampaikan jelas dan dimengerti. Dan Sinopsi ini menjadi pengingat untuk hadirin yang hadir mengenang pengorbanan para pejuang.
Hadir Bupati Luwu Timur, Budiman, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, kepala daerah dari Luwu Raya serta Kolaka dan Kolaka Utara, Ketua PKK Luwu Timur, Sufriaty.
Permaisuri Datu Luwu, YM Andi Sitti Huzaimah Mackulau Opu Daeng Ri Pajung, anggota DPR RI, anggota DPRD Sulsel, anggota DPRD Luwu Timur.
Dan ribuan warga Luwu Timur yang juga hadir menyaksikan puncak peringatan HPRL.
( SON/***)