OKSON, LUWU TIMUR, – Menyikapi dampak perubahan iklim secara global, yang ditandai dengan timbulnya Hidrometeorologi di berbagai wilayah di Indonesia termasuk Luwu Timur, Anggota DPRD Kabupaten Luwu Timur, Muhammad Nur, meminta Pemerintah Kabupaten Luwu Timur siap menghadapi becana tersebut.
Demikian dikatakannya setelah mencermati beberapa kejadian bencana alam, seperti banjir, longsor dan angin kencang yang sudah melanda warga Luwu Timur. Rabu ( 20/11/2024).
Menurut Muhammad Nur, Kesiapan tidak hanya dari kesigapan personil tanggap darurat, tapi harus pula siap dari segi anggaran baik untuk mobilisasi saat bencana berlangsung maupun penanganan pasca bencananya.
” Selain personil dan fasilitas, kita juga harus siapkan anggarannya agar penanganan dan mobilisasi personil berlangsung cepat. ” Ungkap Muhammad Nur.
Lanjut dijelaskannya,
Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi ini bisa berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
” Berdasarkan literatur yang saya baca, Bencana Hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi) yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial.
Disektor kesehatan bencana hidrometeorologi berpotensi turut meningkatkan berkembang biak bakteri dan virus, sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit seperti flu, diare, DBD, tipes, malaria, leptospirosis, penyakit kulit, dan penyakit lainnya.” Jelas Muhammad Nur.
Untuk itu diperlukan pencegahan, seperti memastikn sistem drainase yang efisien akan mengurangi kemungkinan terjadinya banjir dan kebocoran. Selain itu sosialisasi penyelamatan alam dari kegiatan pembabatan dan penggundulan hutan harus digencarkan. ( Son/***)