OKSon ,Luwu Timur – Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet menyampaikan potensi bencana alam gempa bumi di kabupaten Luwu Timur harus diwaspadai . Olehnya itu Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi di Kabupaten Luwu Timur, Tujuannya untuk mengedukasi warga dan pemangku kepentingan meminimalisir dampak gempa .
Demikian disampaikannya saat dikonfirmasi usai membuka sekolah Lapang Gempa Bumi di Aula Hotel Ilagaligo Malili, Rabu ( 20/07/2022 ) .
Menurut Irwan, di Kabupaten Luwu Timur , berdasarkan data-data dan simulasi yang sudah mereka lakukan , BMKG mengestimasikan gempa bumi dari patahan Sesar Matano itu berkala 7,0 kekuatan gempanya . Kalau dari Teluk Bone itu skalanya 7,5 . Jadi Gempa Di Luwu Timur itu bisa terjadi di
darat sesar Matano dan dilaut Teluk Bone .
” Ini estimasi pemetaan yang pernah kita lakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang kompoten . Ujar Irwan .
Lanjut dikatakannya , dengan Dua Keadaan tersebut maka daerah Luwu Timur ini dipastikan dilewati Sesar aktif sehingga masyarakatnya perlu di edukasi , di didik agar mereka siap memahami ketika terjadi gempa bumi bisa mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk menyelamatkan diri .
Lewat edukasi ini diharapkan bisa mengurangi korban jiwa dan mengurangi korban harta benda . Ia juga menyarankan agar warga yang tinggal di lokasi rawan gempa bisa membuat rancang bangunan yang tahan gempa bumi , kemudian barang-barang di dalam rumah seperti lemari harus diikat kuat ke tembok sehingga tidak gampang jatuh saat diguncang gempa .
Dari berbagai kasus kejadian Gempa Bumi yang dianalisa , yang paling banyak menimbulkan korban luka dan meninggal dunia tersebut bukan Gempa Buminya, melainkan efek sekunder dari gempa bumi itulah yang banyak merenggut korban jiwa . Efek sekunder yang dimaksud itu antara lain tertimpa tiang rumah dan material bangunan tempat tinggal kita sendiri .
Ia juga menjelaskan , saat ini BMKG juga sudah menebar 411 Sensor Seismik BMKG untuk mendeteksi dan memonitoring Gempa Bumi di Wilayah Sulawesi Selatan .Alat tersebut sudah dikoneksikan dengan BPBD setiap daerah , sehingga setiap ada kejadian Gempa Bumi , BPBD bisa cepat menginformasikan kepada masyarakat .
” Kalau kami kan rentang kendalinya jauh, seperti kami ini berada di Makassar , sehingga BPBD lah yang dianggap bisa cepat menyampaikan informasinya kepada masyarakat . Bagusnya info yang disampaikan BPBD nanti sama dengan informasi yang disampaikan BMKG . ” Kata Irwan .
Selain Gempa Bumi, Luwu Timur juga harus waspada dengan potensi bencana alam Tanah Longsor dan Banjir, ini disebabkan anomali perubahan cuaca, dan ini terjadi hampir disemua wilayah di Indonesia dan dunia . Anomali cuaca ini sudah tidak bisa kita prediksi seperti dulu lagi . Olehnya itu,BMKG sekarang sudah punya peralatan Radar Cuaca , dan Satelit ,inilah yang kita gunakan untuk memonitor anomali-anomali cuaca tersebut .
Terkait Sekolah Lapang Gempa Bumi ini, pada hari pertama ini , kegiatan sekolah Lapang Gempa Bumi ini menyasar kepada pemangku kepentingan mulai dari Perangkat OPD, Camat, Lurah, Kepala Desa, Tagana, Pecinta Alam , SAR dan BPBD ,
Besok hari kedua baru menyasar ke warga masyarakat yang berada di lokasi sesar matano yang dilatih. ” keduanya harus dilatih supaya nyambung informasi dan tindakan yang akan diambil saat menghadapi bila mana gempa bumi itu terjadi .
Sekolah Lapang Gempa Bumi ini dibuka oleh Asisten Bidang Pemerintahan Luwu Timur . Aini Endis Anrika, mewakili Bupati Luwu Timur didampingi Kepala BPBD Luwu Timur. Muh.Zabur . ( OKSon/***)