OKSon,Luwu Timur,- Pengamat Politik dan Hukum Universitas Unanda, DR. Abdul Rahman Nur. SH. M.H, menyaran agar hajatan untuk membentuk Daerah Otonomi Baru Luwu Tengah, agar didesain dengan baik. Sehingga tidak terkesan pembentukan DOB Luwu Tengah dipolitisir oleh para elite politik saja untuk kepentingan Pemilu.
Demikian disampaikannya saat dikonfirmasi menyikapi salah satu hasil Silatnas KKRL di Kotak Palopo, Senin (03/07/2022).
Menurut Abdul Rahman Nur yang juga Wakil Ketua Rektor Unanda, perjuangan untuk membentuk DOB Luwu Tengah, harus dilakukan secara sistematis dan kontinu.
Gerakan ini harus mencerminkan kehendak seluruh lapisan warga Tana Luwu, bukan keinginan para elite politik yang muncul setiap musim Pemilu.
” Jangan terkesan dipolitisir, gerakan ini harus kontinu, kalau bisa mulai dari kantor Bupati, Walikota, Kantor DPRD, kantor dinas, kecamatan, sampai Kantor desa dan keluraha harus memasang spanduk Pembentukan DOB Luwu Tengah. ” Ujarnya.
Karena pemekaran butuh dukungan secara politis, maksudnya dukungan ini bukan hanya kehendak elite politik tapi juga merupakan kebutuhan masyarakat di Luwu Tengah. Apalagi ini kaitannya dengan cita – cita mulia mewujudkan pembentukan Provinsi Luwu Raya atau apalah namanya.
Abdul Rahman Nur juga belum melihat ada gerakan secara masive, yang ia maksud itu adalah ada upaya – upaya nyata yang dilakukan segenap elemen masyarakat yang mencerminkan pembentukan DOB Luwu Tengah itu sebagai sebuah kebutuhan .
Namun demikian ia mengapresiasi Silatnas KKRL, setidaknya semangat untuk memperjuangkan terbentuknya DOB Luwu Tengah itu Tetap ada. Soal patungan uang untuk membiayai pengurusannya, itu baru sebatas ungkapan pengakuan kesiapan saja. Dan itu belum cukup sampai disitu saja. Kita butuh juga gerakan kultural yang menggambarkan semangat kebersamaan.
Sejauh ini ia juga belum melihat juga keseriusan dari empat kepala daerah di Luwu Raya. ” Saya belum melihat keseriusannya dari empat Kepala Daerah ini, kalaupun ada itu baru satu dua orang saja. ” Tandasnya.
Intinya harus ada gerakan masive, tidak boleh putus, terakhir gerakan yang menguat itu pernah dilakukan anak – anak walmas, sampai ada korban jiwa disana. Sayangnya setelah itu tidak ada lagi gerakan – gerakan besar memperjuangkan DOB Luwu Tengah.
Untuk DOB Luwu Tengah ini harus semua warga tana luwu terlibat, karena akhirnya ini adalah pembentukan Provinsi . Sementara Pemerintah Provinsi Sulsel juga masih tanda tanya, apakah mereka mau berpisah dengan Tana Luwu ini. Makanya harus punya desain strategi yang baik . Gerakan yang di lakukan harus punya power agar bisa melakukan bergaining. ( OKSon/***)